MAGELANG -
Ribuan umat Budha memadati kawasan Candi Mendut pada detik-detik Waisak 2556
BE/2012, Minggu (6/5). Waisak yang jatuh pada pukul 10.34.49 tersebut ditandai
pemukulan gong tiga kali oleh Bhikku Wongsin Labhiko Mahathera.
Perayaan diikuti
12 sangha atau majelis dari seluruh Indonesia . Pada detik-detik
tersebut masing-masing sangha membaca mantra dan sutra di depan altar Budha. Dalam
meditasi Banthe Wongsin memberi pencerahan kepada seluruh umat Budha yang hadir
sesuai tema ”Meningkatkan Metta dan Karuna atau Cinta dan Welas Asih.”
Saat perenungan,
Bhiksu Dutavira Mahasthavira mengatakan, tumbuh kembang suatu agama dipengaruhi
tiga pilar utama. Yakni, pendidikan, kebudayaan, dan welas asih.
”Agama
pelan-pelan akan hancur bila tidak disokong tiga pilar ini,” ujarnya. Sebaliknya,
bila memprioritaskan ketiga pilar, agama tersebut dapat tumbuah dan berkembang
serta banyak pengikutnya.
Ia mengungkapkan
rasa keprihatinan terhadap sikap manusia yang tidak bisa rukun secara
menyeluruh. Padahal semua agama selalu mengajarkan pada kebaikan. Hal ini disebabkan,
manusia tidak diajarkan hukum sebab akibat, ajaran cinta kasih, dan belas
kasih.
Bhiksu Dutavira
berpesan, manusia menciptakan cinta kasih dan welas asih yang merupakan inti
ajaran Budha. Para Budha selalu mengembangkan unsur kasih dan welas asih baik
pada kawan ataupun lawan.
”Pikiran
manunggal untuk mengembangkan cinta welas asih dan membebaskan diri dari
kebodohan serta kebobrokan,” ujarnya.
Usai perenungan,
dilakukan blessing atau pemberkatan
air oleh tiga Bhiku, yaitu Bikhu Mahathera, Bhiksu Mahasthavira, dan Lama. Setelah
itu dilanjutkan prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.
Prosesi tersebut
diiringai iring-iringan seperti rombongan bendera Merah Putih, tandu air suci, dan
tandu Roda Dharma. Sesampai di kawasan Candi Borobudur, umat Budha kemudian
melakukan ritual di masing-masing tenda. (lie/tya)
No comments:
Post a Comment