Monday, May 07, 2012

FEATURE: Pemangku Pendidikan di Jogjakarta, Antara Unas dan Tanggung Jawab (6-Habis)

Demi Hasil Berkualitas, Istirahat di Mobil Pun Dilakoni

Ujian nasional menyebabkan ia sering mondar-mandir dari sekolah ke sekolah lain. Sejak persiapan hingga pelaksanaan ujian nasional (unas) tak luput dari monitornya. Bagaimanapun, Edy Heri Suasana harus tetap menjaga kebugaran tubuh.

HERI SUSANTO, Jogja

KEPALA Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Jogja Edy Heri Suasana membagi tips bugarnya. Istirahat berkualitas dan asupan nutrisi yang cukup. Karena itulah ia tetap bugar meski tanggung jawabnya dalam pelaksanaan unas tidak bisa dipandang enteng.
”Saya selalu berusaha bisa istirahat. Yang penting bukan lamanya, tapi kualitasnya,” tandasnya ketika ditemui Jumat pekan lalu (4/5).
Jika memiliki kesempatan istirahat, meski hanya sebentar, ia tidak menyia-nyiakan. Seperti ketika di dalam mobil dalam rangka memonitor persiapan unas dari sekolah ke sekolah. Waktu yang hanya setengah jam di dalam mobil, benar-benar dimanfaatkan.
”Selain itu saya punya tips agar tubuh tetap prima dalam kondisi apa pun,” akunya. Tips itu adalah tidur dalam posisi tubuh telentang lurus dan nafas harus teratur. ”Mboten kados ngorok. Bernafas biasa saja untuk membantu transfusi darah,” jelasnya.
Beristirahat setiap ada kesempatan, bukan hanya membantu fisik tetap bugar. Tapi, pikiran juga bisa fresh kembali. Dengan demikian, Edy bisa selalu fokus terhadap pekerjaan. Juga, bisa total terhadap tanggung jawabnya dalam melaksanakan unas.
Tak hanya satu tips. Ia membeberkan resep kebugaran lain. Yaitu selalu mendoping tubuh dengan nutrisi secukupnya. Sehingga bisa seimbang dengan aktivitasnya. ”Nutrisi dan istirahat adalah hal penting agar tetap prima. Keduanya tak boleh terlewatkan,” pesan Edy.
Sejak naik eselon II, Edy memang memiliki tugas berat. Mantan Kepala Kantor Taman Pintar ini harus bisa mengangkat kualitas unas.
Menanggung tugas berat seperti itu, ia perlahan-lahan membuat berbagai terobosan. Sekolah-sekolah yang pada unas 2010 hasilnya jeblok mendapat perhatian serius. Diterapkan sistem pendampingan antara sekolah berprestasi dengan sekolah jeblok.
Langkah tersebut menuai hasil. Pada 2011, kualitas unas di Kota Jogja menjadi yang terbaik. Bahkan, kejujuran siswa dalam mengerjakan soal ujian pun diganjar hasil manis. Kota ini menempati peringkat kedua di DIJ untuk tingkat kelulusan.
Edy yang awalnya berkarir sebagai guru adalah kepala dinas yang kerap terjun langsung di lapangan, termasuk saat pelaksanaan unas. Rela nglembur bersama jajarannya. Tak lain tak bukan, hal  itu dilakukan untuk memastikan bahwa unas berjalan lancar.
”Saya bersama Pak Budi (Asrori, Sekdin) dan yang lain, berbagi tugas memonitor langsung di UPT (Unit Pelaksana Teknis),” katanya.
Untuk kelancaran pelaksanaan unas, Disdik Kota melakukan pemantauan sejak H-3. Mulai penyetaraan unas, pengamanan, sampai kesiapan sekolah, menjadi perhatian utama. Semua itu dilakukan meski Minggu atau hari libur.
”Kami harus menjamin pelaksanaan unas dari SMA/SMK, SMP, dan SD berlangsung jujur,” imbuh bapak tiga anak ini.
Meski aktivitasnya sebagai Kepala Disdik Kota Jogja meningkat tajam, Edy mengaku tetap memberikan porsi kepada keluarga. Kecermatan membagi waktu antara keluarga dan tugas menjadi hal menentukan. Kedua hal tersebut, menurut suami Tri Atmini ini, sama-sama penting. Karena itulah, tuntutan selalu prima di setiap kesempatan menjadi hal yang harus ia miliki. (*/tya)

No comments: