JOGJA – Peningkatan layanan pembelian
tiket Transjogja dengan sistem e-money jangan sampai mengesampingkan
pengembangan kualitas kendaraan. Pengembangan model transportasi darat ini dinilai
melupakan faktor dasar layanan tersebut.
Pendapat tersebut disampaikan Wakil
Ketua Komisi C DPRD DIJ Arif Rahman Hakim kemarin (6/5). ”Jangan sampai
teknologi pelayanan tiket meningkat, tapi kondisi kendaraannya tidak memadai.
Saya melihat kualitas kendaraan mulai mengalami penurunan,” ujar Arif.
Arif berpendapat, meski diklaim sebagai
metode pembelian tiket transportasi dengan e-money yang pertama di
Indonesia, kebijakan tersebut dinilai hanya menjadi pengembangan dari satu sisi.
Selain faktor kendaraan yang tidak boleh diabaikan, menurut Arif, keberadaan
shelter dan manajemen pengaturan rute harus diseriusi.
”Jangan hanya tiket yang digarap terus,
tetapi bus dan halte dilupakan,” sindirnya.
Kecanggihan dalam pelayanan tiket tidak
akan berbanding lurus dengan kenyamanan jika kondisi kendaraan dan halte yang
ada mengalami penurunan kualitas. Karena, hal tersebut akan berdampak pada
ketidaknyamanan masyarakat dalam menggunakan jasa transportasi umum tersebut.
Seperti diketahui inventasi yang
dilakukan untuk pelayanan tiketing manual di setiap stop bus mencapai Rp 100
juta. Penambahan sistem e-money diakui menjadi pengembangan positif. Kebijakan
tersebut diharapkan tidak mempercepat terbengkalainya sejumlah fasilitas
tiketing yang diberlakukan sebelumnya.
”Kalau sistem baru ini mengakibatkan
fasilitas yang masih bisa berlaku menjadi tidak termanfaatkan sangat
disayangkan,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIJ Tjipto Haribowo menampik
anggapan pengembangan yang dilakukan untuk Transjogja dalam pelayanan tiket
justru mengabaikan fasilitas yang ada. ”Kami menjamin, seluruh peralatan
yang ada termasuk untuk pelayanan ticketing akan dimanfaatkan optimal sampai
batas akhir umur pemakaian,” terangya.
Ia menegaskan, berbagai pengembangan
yang dilakukan Transjogja akan selalu beriringan, baik dari kendaraannya maupun
pelayanan di halte. ”Penerapan teknologi barupun masih membutuhkan sosialisasi
dan edukasi kepada masyarakat,” tandas Tjipto. (bhn/tya)
No comments:
Post a Comment