Tuesday, May 29, 2012

Toga Pramandita, Satu-satunya Pejudo DIJ di PON XVIII Riau

Target Emas demi Ambisi Berlatih ke Jepang

PON 2012 Riau September mendatang akan menjadi pembuktian Toga. Dia akan turun di nomor spesialisasinya kelas 90 kg. Inilah kesempatan emas baginya untuk memberikan yang terbaik untuk Jogjakarta.

HARPAN GUNAWAN, Jogja

Tak susah mencari sosok pria kelahiran 6 Januari 1986 ini. Saat Radar Jogja menyambangi Dojo Sorowajan, langsung bisa menemukannya. Maklum tubuh kekarnya langsung bisa dikenali.
Alumnus UNY 2010 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro sibuk berlatih. Lepas dari bangku kuliah membuatnya bisa semakin berkonsentrasi. Dia lebih fleksibel mengatur waktunya. Meskipun masalah kelasik seperti fasilitas peralatan latihan serta lawan tanding untuk berlatih sangat minim.
’’Sebagai satu-satunya pejudo DIJ di PON nanti memang sempat membuat saya terbebani,’’ kata anak pasangan Widono dan Siwi Sudarmi ini. Namun itu semua ditepisnya dengan keyakinan kuat untuk memberikan yang terbaik untuk DIJ.
Latihan keras, dukungan pelatih, orang tua, dan pengurus  Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) DIJ membuatnya semakin optimistis bisa mewujudkan ambisi meraih emas di nomor andalannya ini. ’’Dukungan mereka semua membuat mental saya semakin kuat,’’ tegasnya.
Bekal prestasi yang direngkuhnya sejauh ini akan menjadi senjata untuk mewujudkan ambisinya itu. Hasil mentereng di berbagai kejuaraan menjadi bukti sahih bahwa dirinya patut diperhitungkan. Di Kejurnas Judo 2011 lalu di Malang dia meraih medali emas di nomor andalannya ini. Sebelumnya berbagai prestasi bersama tim judo DIJ juga sudah digenggamnya.
Optimisme Toga semakin tinggi dengan dukungan pelatih. Beruntung dia memiliki pelatih berstandar nasional dan internasional Iswanda Sutanto. Dia ditunjuk memantapkan pejudo DIJ, khususnya Toga Pramandita, ke ajang olahraga nasional empat tahunan itu.’’Medali emas menjadi harga mati bagi Toga,’’ ujar Iswanda.
Terlepas keinginannya menjuarai PON di Riau, cita-citanya ingin melakukan try out sampai mengikuti even Judo di Jepang menjadi impiannya yang lain. Sejak menekuni judo sejak 2000 silam keinginannya untuk menimba ilmu bela diri tersebut di Jepang semakin kuat.
’’Dari dulu saya ingin ke Jepang tempat lahirnya judo. Dari PON nanti semoga jalan menuju Jepang tercapai,’’ tekadnya.
Sisa waktu yang tinggal sekitar empat bulan dimanfaatkannya untuk terus mengasah teknik. Itu terutama teknik bantingan dengan mengandalkan tenaga dan kecepatan. Masalah inilah yang semakin dia tingkatkan, karena sempat mendapat kritik dari pelatihnya. Sebagai orang Jogja, Toga dinilai terlalu halus. Dia diminta keras dan profesional di depan lawan.
Teknik-teknik inilah yang terus dimatangkan oleh Toga. Dia menyadari lawan-lawan yang bakal dihadapi tak mudah, seperti dari Jawa Barat, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, serta tuan rumah Riau.
Nah, di luar kegiatan rutin sebagai pejudo Toga Pramandita juga mengasah kemampuan bisnis. Sejak akhir 2011 lalu dia merintis bisnis batik. Bisnis yang dia lakukan ini nyatanya cukup memberikan kesempatan baginya untuk mengembangkan potensi dirinya selain sebagai atlet. ’’Ini saya lakukan di sela latihan dan mengajari pejudo-pejudo junior,’’ ujarnya. (*/din)

No comments: