Tuesday, May 29, 2012

Kisruh PSIM Belum Tuntas; ”Todong” Haryadi Teken Surat Tuntutan

JOGJA - Kisruh di tubuh PSIM Jogja terus berkecamuk. Gaji dan bonus yang menjadi hal pemain belum dibayarkan sepenuhnya. Mereka tetap menuntut manajemen untuk bertanggung jawab.
Pemain pun tak segan mengadakan aksi. Serempak, mereka ”menodong” Ketua Umum PSIM Jogja Haryadi Suyuti menandatangi surat pernyataan bersegel. Itu dilakukan Nova Zaenal dkk di Stadion Mandala Krida Jogja saat laga Laskar Mataram kontra PSGL Gayo Lues dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia (LI) Grup 1 kemarin (28/5). Laga berakhir imbang 0-0.
Para pemain sempat menolak datang ke stadion. Manajemen terus berusaha merayu. Mereka menggelar pertemuan di Wisma PSIM Baciro. Pembicaraan berlangsung alot. Pemain kukuh ingin mogok.
Nova Zaenal dkk menuntu kejelasan gaji dan bonus. Hak mereka itu sudah lama tidak dibayarkan manajemen.
Manajemen PSIM yang dikendalikan Direktur Utama Yoyok Setiawan sudah tak membayarkan gaji selama dua hingga empat bulan terakhir. Termasuk menghutang bonus selama enam pertandingan.
”Kami sudah tak percaya lagi manajemen mau ngomong apa. Dari kemarin-kemarin terus saja bicara gaji mau dibayar minggu depan. Terus minggu depan lagi, minggu depan lagi. Kami capek nunggunya,” ungkap Nova, kapten PSIM.
Sekitar satu setengah jam sebelum jadwal pertandingan pukul 15.30 sikap pemain melunak. Nova dkk bersedia meladeni PSGL. Namun, langkah itu didasari sejumlah syarat.
Syarat utamanya adalah Haryadi mau menemui mereka di Wisma PSIM atau di Mandala Krida sebelum laga berlangsung. Mereka juga meminta Haryadi menandayangani tuntutan para pemain.
Ada empat poin tuntutan. Intinya, mereka mendesak Haryadi yang juga wali kota Jogja segera menyelesaikan seluruh hak pemain dan ofisial yang belum dibayarkan manajemen. Surat tersebut ditandatangani seluruh pemain PSIM.
”Katanya Pak Haryadi mau menyelesaikan seluruh hak kami yang tertunggak pada akhir Mei. Nah, makanya saya minta Pak Haryadi untuk menepati janjinya,” tambah Nova.
Hingga beberapa menit jelang kick-off pertandingan, para penonton di stadion dibuat galau. Mesdki para penggawa PSIM datang ke stadion sekitar pukul 14.30, para penonton belum mengetahui laga jadi dihelat atau tidak.
Tak lama berselang, para pemain PSGL memasuki lapangan untuk melakukan pemanasan. Nova dkk memilih bertahan di ruang ganti.
Sikap para pemain PSIM ini lantaran Haryadi tak kunjung datang ke stadion. Padahal, Haryadi sudah urunan dengan Imam Priyono (wakil wali kota Jogja) uang sebesar Rp 50 juta. Uang ini dijanjikan cair jika Nova dkk mampu menaklukkan tim Macan Leuser.
Sekitar pukul 14.28, Pak Wali -panggilan akrab Haryadi- datang. Dia meyakinkan pemain untuk merumput. Tim asuhan pelatih Hanafing ini bersedia meladeni PSGL. Para pemain lokal bersiap tanding.
Trio Belanda tetap enggan tampil. Emile Linkers dan Kristian Adelmund emoh turun. Mereka sepaqkat tidak tanding jika gaji belum dibayar.
Lorenzo Rimkus tidak main karena memang sedang menderita cedera paha. Dia tidak tampil absen hingga akhir putaran kedua.
Rimkus mengaku seandainya kondisinya fit pun dia enggan bertanding. ”Ya, kami bertiga sudah didera krisis finansial yang cukup parah. Bahkan saya dan Kristian masih menunggak cicilan rumah di Belanda dan hutang tersebut berbunga. Jika tak segera dibayarkan jelas hutang kami semakin banyak,” ungkapnya.
Setelah menjalani pertandingan hingga babak pertama usai, Haryadi menandatangani surat tuntutan pemain. Selain itu, Nova dkk juga mendapat kucuran dana tunai dari mantan Wali Kota Jogja Herry Zudianto (HZ). Uang yang diserahkan HZ dikemas dalam amplop. Diperkirakan, jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah. Uang itu diberikan saat Nova hendak memasuki ruang ganti saat istirahat jeda pertandingan.
Para pemain PSIM mengaku kurang puas dengan Haryadi. Sebelum menandatangani surat pernyataan tersebut, Haryadi menuliskan keterangan di bawah ”tempat” tanda tangan. Intinya, dia baru bersedia menuruti tuntutan pemain jika manajemen melampirkan laporan keuangan.
”Ya memang kami cukup senang karena Pak Wali Kota mau datang dan menandatangani surat tuntutan kami. Namun sayangnya kenapa Pak Wali masih memberikan syarat. Tapi, kami coba berpikir positif saja lah. Siapa tahu Pak Wali mau transparansi,” timpal Nova.
Haryadi menegaskan memiliki komitmen tinggi untuk mengeluarkan PSIM dari badai finansial. Namun seperti yang dipikirkan Nova, dia ingin adanya transparansi di tubuh manajemen PSIM. Namun dia juga berharap masalah yang mendera PSIM akan tuntas pada akhir pekan ini.
”Intinya transparansi dulu, baru uang akan keluar. Saya pribadi sebagai ketua umum ingin PSIM segera keluar dari badai finansial. Harapannya akhir pekan ini kelar semuanya,” ungkap dia.
Meski akhirnya maui bertanding, para pemain terlihat tampil tak spirit. PSIM pun ditahan PSGL, yang menjadi penghuni juru kunci klasemen sementara.
Selain itu, uang Rp 50 juta yang sudah disiapkan Haryadi terancam tak cair. Menurut informasi yang diterima Radar jogja, dana ini bisa jadi diberikan kepada Nova dkk sebagai cicilan atas bonus enam pertandingan yang belum dibayarkan manajemen.
Ketika dimintai keterangan terkait keinginan Haryadi melihat laporan keuangan, Yoyok Setiawan bergeming. Dia hanya mengatakan manajemen akan berusaha menyerahkan laporan tersebut. (nes/amd)

No comments: