JOGJA-
Porak Poranda. Itulah kata yang pantas untuk menggambarkan kondisi PSIM Jogja
saat ini. Meskipun akhirnya mereka menghentikan aksi mogok main akibat
tertunggaknya gaji dan bonus, tetap saja mereka bermain tanpa semangat dan
akhirnya harus tertahan oleh penghuni juru kunci Divisi Utama Liga Indonesia
(LI) Grup I PSGL Gayo Lues 0-0 di kandang sendiri.
Bermain
di hadapan ribuan pendukung yang memadati Stadion Mandala Krida, hampir seluruh
serangan yang dibangun Nova Zaenal dkk tak berisi. Apalagi, mereka juga tidak
diperkuat dua pemain Belanda, Kristian Adelmund dan Emile Linkers yang keukeuh mogok main. Selain itu, tiga
pilar inti mereka lainnya, yakni Eko Pujiyanto dan M. Irfan yang terkena
akumulasi kartu kuning serta Lorenz o Rimkus akibat cedera paha.
Pelatih
PSIM, Hanafing mengatakan hasil seri ini merupakan hal terbaik yang dapat
diraih anak asuhnya. Sebab, selain tak melakukan pemanasan jelang pertandingan,
kondisi psikologis pemain sempat terombang-ambing akibat dua pilihan main dan
tidak main.’’Bersyukur kami tidak kalah. Konsentrasi mereka pecah akibat
masalah yang selalu silih berganti mendera mereka. Apalagi pemain asing nggak ada yang main, lengkap sudah
penderitaan,” ungkap Hanafing usai laga.
Asisten
pelatih Maman Durachman mengaku salut dengan anak asuhnya yang masih mampu
bermain di tengah kondisi psikologis yang amburadul. Apalagi, meskipun sedang
didera masalah, Nova dkk masih memiliki keinginan kuat menembus babak delapan
besar.
“Nah
selain psikologis mereka terganggu, mereka juga punya beban ingin menang,
Makanya akhirnya mereka tak bisa lepas dan akhirnya hanya mampu bermain imbang.
Kalau begini ya sudahlah syukuri saja,” ujar Maman saat jumpa pers.
Ironisnya,
hasil imbang ini membuat PSIM menjadi satu-satunya tim yang poin kandangnya
dicuri PSGL. Pelatih Macan Leuser-julukan PSGL- Khairul Sofyan semringah usaipertandingan. Ini adalah
poin pertama PSGL yang diraih di luar kandang.
“Alhamdulillah kami akhirnya bisa menahan
imbang PSIM. Ini adalah poin pertama kami di luar kandang. Selain PSIM memang
didera masalah non teknis para pemain juga tampil disiplin. Inilah kunci kami
mampu meraih satu angka dari Jogja,” katanya.
Hasil
imbang ini jelas mengusik posisi PSIM di empat besar grup 1. Meskipun naik ke
posisi kedua dengan poin 33, peringkat lima Persitara berpotensi menyalip.
Laskar Si Pitung kini tertinggal tujuh poin dari PSIM, namun masih memiliki
tabungan empat sisa laga. Sedangkan PSIM hanya menyimpan dua pertandingan yang
seluruhnya dilangsungkan di kandang lawan.
“Untuk
ke empat besar kami masih punya peluang. Di dua laga sisa kami memang akan
bertandang ke markas tim-tim berat seperti Persita Tangerang dan Persih
Tembilahan. Namun Persitara juga masih harus berhadapan dengan lawan-lawan
berat seperti Persiku Kudus dan Persita,” beber Maman. (nes/din)
No comments:
Post a Comment