Thursday, May 10, 2012

Statemen Marzuki Tak Cerdas

Anies: Partai Mana yang Paling Banyak Korupsinya?
JOGJA - Pernyataan Ketua DPR RI Marzuki Alie yang menyebut koruptor Indonesia berasal dari perguruan tinggi ternama menuai protes. UGM bahkan mengirimkan surat penjelasan khusus kepada Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut.
Rektor Universitas Paramadina yang juga alumnus UGM Prof Anies Baswedan mengatakan pernyataan tersebut tidak pantas diucapkan Ketua DPR RI. Sebagai wakil rakyat harusnya Marzuki mengeluarkan statemen yang lebih cerdas. Masalah korupsi bukan semata-mata disebabkan tempat koruptor menuntut ilmu. “Masak pimpinan DPR menyimpulkan seperti itu,’’ kata Anies ditemui sebelum Roadshow Indonesia Mengajar di UMY.
Diakui Anies, sumber korupsi di Indonesia itu sudah merata. Bukan hanya di birokrasi tetapi juga di swasta dan tak terkecuali di lembaga pendidikan. Karena itu, dibutuhkan peran berbagai pihak untuk pemberantasan korupsi di Indonesia. “Di Universitas Paramadina ada mata kuliah antikorupsi dan itu satu-satunya. Ini harus diajarkan juga di institusi pendidikan dasar hingga tinggi,” katanya.
Dia lantas menyarankan agar Marzuki untuk bercermin akan dirinya sendiri ketika berbicara tentang korupsi. “Coba saja berdiri di cermin kalau menunjuk korupsi, sekarang partai mana yang paling banyak korupsinya, warnanya apa?” ujarnya.
Kepala Humas UGM Wijayanti menuturkan akan mengirimkan surat protes tersebut kepada Ketua DPR RI Marzuki Alie secepatnya. Keputusan tersebut diambil dalam rapat khusus yang dihadiri Rektor UGM Prof Sudjarwadi. “Kami akan mengirimkan surat kepada beliau,” ujarnya (8/5).
Wiwit, sapaan Wijayanti, mengatakan surat tersebut berisi tentang informasi mengenai bagaimana UGM dalam mendidik mahasiswanya. Di sana akan dicantumkan pula tentang sepak terjang alumnus UGM yang banyak berperan dalam kemajuan bangsa. “Secepatnya akan dikirimkan,” tambahnya.
Dalam sebuah acara yang digelar oleh ICMI, Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan para pelaku korupsi kebanyakan berasal dari perguruan ternama seperti UGM dan UI. Mereka yang berpendidikan dianggap punya peluang menduduki jabatan tinggi dan melakukan korupsi.
Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Hamengku Buwono X meminta Marzuki tidak membandingkan antara UI dan UGM dalam hal kasus korupsi. Dia juga menampik bila kelompok intelektual adalah para pelaku korupsi. “Mereka yang punya pendidikan pasti tidak korupsi,” tegasnya.
Sekjen KAGAMA Prof Budi Wigjosubroto menyesalkan pernyataan Marzuki yang memiliki titel doktor. Dikhawatirkan hal ini malah menimbulkan stereotype negatif bahwa lulusan perguruan tinggi pasti korupsi.
Menurutnya, upaya menggeneralisir koruptor adalah orang pandai membahayakan karena penyebab praktik korupsi adalah sistem birokrasi dan peraturan yang tidak ketat. “Saya khawatir Marzuki membuat hipotesa tanpa data yang tidak terlalu kuat. Alumnus UGM banyak yang mengabdi kepada negara dan tidak korupsi,” ujarnya. (sit/iwa)

No comments: