SLEMAN- Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mendesak percepatan studi kelayakan lokasi calon bandara baru di wilayah DIJ. Kendati tak mau membeberkan kepastian lokasi pemindahan bandara komersial Adisutjipto, Wamenhub mengisyaratkan Kulonprogo sebagai target utama.
’’Soal pindah sudah fixed. Kami dorong percepatan bandara di Kulonprogo karena animo penumpang cukup tinggi. Mungkin awal tahun sudah mulai pembangunan konstruksi,” ujarnya disela acara penerbitan BNI Prepaid Intermoda Card di Stasiun Maguwoharjo, Depok, Sleman Sabtu (5/5).
Mungkin saja wamenhub keceplosan. Sebab, pada percakapan berikutnya dia enggan menyebut lokasi pasti pemindahan bandara. “Saat ini masuk detil desain dan cari sumber-sumber pendanaan supaya jelas dan terjamin. Tapi soal lokasi pastinya, itu belum bisa saya sebutkan,” lanjutnya.
Menurut Bambang, awalnya
ada tujuh lokasi yang disetujui pemerintah dan Angkasa Pura I sebagai pengelola
bandara. Kemudian mengerucut pada Bantul dan Kulonprogo. Dua wilayah itu yang
dinilai paling layak dalam aksesibilitas dan tata ruang udara, serta daya
dukung sebagai bandara. Itu termasuk kemudahan mendapatkan lahan, dan
kemungkinan pengambangan sebagai kawasan perkotaan yang terintegrasi. Menurutnya
konsep yang dikembangkan bukan sekadar airport city, tapi city airport.
Hal ini terkait keberadaan
stasiun di Kulonprogo yang jaraknya tak terlalu jauh dengan calon lokasi
bandara. Tidak akan ada pembelokkan jalur kereta (rel) jika pengembangan
bandara berdampak pada stasiun. “Tentu ada yang baru dalam pengembangan
bandara, sebagai ciri city airport. Kalau hanya buat airport saja sementara
pusat kegiatan tetap di Jogja, ya sama saja,” ujar Bambang.
Proyek bandara baru,
lanjut Bambang, murni didanai pihak swasta. Kecuali bangunan tambahan sebagai
pendukung aksesibilitas, seperti sarana angkutan darat (stasiun dan terminal
bus). Bandara Adisutjipto yang saat ini
sepenuhnya digunakan sebagai kawasan penerbangan militer Akademi Angkatan
Udara.
General Manager PT Angkasa
Pura I Jogjakarta Agus Adrianto melalui Staf Humas Isye Yuviana mengatakan
pemindahan lokasi bandara telah dikukuhkan melalui MoU antara gubernur DIJ dengan Dirut PT Angkasa Pura I Tommy
Soetomo. Namun, kebijakan itu masih dalam tahap studi kelayakan.
Diakuinya, pemindahan
lokasi bandara akan mengalami dampak signifikan di Sleman. Namun, kebijakan itu
diperlukan guna pengembangan Adisutjipto sebagai bandara internasional.
Setidaknya agar bisa menampung pesawat jenis airbus. Kondisi Adisutjipto saat ini tidak memungkinkan untuk itu.
“Panjang landasan pacu minimal 3 ribu
meter. Saat ini di Adisutjipto hanya 2.250 meter dengan lebar 45 meter,” terang
Isye disela acara pemberian bantuan bina lingkungan di Kantor PT Angkasa Pura I
Maguwoharjo, Depok.
Pengembangan yang bisa dilakukan di
Adisutjipto, lanjut Isye, sebatas perluasan terminal internasional yang
direncanakan mulai awal 2012.(yog/din)
No comments:
Post a Comment