Thursday, May 10, 2012

Sertifikasi Seniman Dinilai Tak Rasional

BANTUL - NGagasan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Wiendu Nuryanti yang menyatakan pemerintah akan menerbitkan sertifikat bagi seniman dikritik seniman Jogja. Mereka menilai ide sertifikasi seniman tak rasional.
Alasannya, kapasitas seniman tidak dapat diukur dengan sesuatu yang formal. Sebaliknya, seniman diakui melalui sebuah karya yang ada ditengah masyarakat.
”Syarat formal sulit dipenuhi seniman. Kapasitas kesenimanan sifatnya akumulasi dan pencapaian-pencapaian dari seniman itu sendiri bukan dari sesuatu yang formal,” kata Agus Burhan, dosen Seni Rupa ISI Jogja saat konferensi pers Dies Natalis ISI Jogja ke-28 kemarin (8/5).
Dia mencontohkan, seniman lukis Afandi dan sastrawan WS Rendra. Mereka dikenal seantero penjuru negeri bukan karena belajar di lembaga formal.
Reputasi yang diraih Afandi dan Rendra merupakan buah dari ketekunan dan keseriusannya dalam menggali seni secara otodidak. ”Jika penilaian seniman diformalkan, maka kami khawatir nanti tidak mencerminkan kapasitas atau reputasi yang dimiliki oleh seniman itu sendiri. Buat apa punya sertifikasi seniman kalau karyanya tidak dikenal dan diakui oleh masyarakat pecinta seni,” tandas Burhan.
Karena itulah, Burhan memita kepada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengurungkan niatnya sertifikasi bagi seniman ini. Dia mengingatkan seorang seniman yang eksis dan diakui masyarakat karena mampu mengekspolrasi dan menggali kreatifitasnya melalui sebuah karya.
’’Sertifikasi cukup guru saja. Biar guru seni dapat tunjangan sertifikasi,” papar Burhan.
Kurator Suwarno Wisetrotomo mengatakan pemerintah tak perlu khawatir terhadap persaingan antarseniman di tanah air.  Menurutnya, selama ini seniman Indonesia sudah terbiasa dengan persaingan dan mereka berhasil menembus persaingan di dunia internasional.
”Kalau ada yang belum diakui di luar negeri karena selama ini pemerintah kurang perhatian kepada seniman dari generasi muda,” kata Suwarno.
Jika memang pemerintah ingin memberikan perhatian kepada seniman, lanjut Suwarno, pemerintah cukup memberikan ruang bagi seniman Indonesia untuk memamerkan karyanya di luar negeri. Pemerintah dapat menggelar sebuah event pameran khusus untuk memamerkan dan menampilkan karya seni anak bangsa.
”Wacana sertifikasi bagi seniman telah membuat seniman risau. Padahal, eksistensi seorang seniman dilihat dari reputasi dan karya seni,” tandas Suwarno. (mar/din)

No comments: