BANTUL - NGagasan
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Wiendu Nuryanti yang menyatakan pemerintah akan menerbitkan
sertifikat bagi seniman dikritik seniman Jogja. Mereka menilai ide sertifikasi
seniman tak rasional.
Alasannya, kapasitas seniman tidak dapat diukur dengan
sesuatu yang formal. Sebaliknya, seniman diakui melalui sebuah karya yang ada
ditengah masyarakat.
”Syarat formal sulit dipenuhi seniman. Kapasitas
kesenimanan sifatnya akumulasi dan pencapaian-pencapaian dari seniman itu
sendiri bukan dari sesuatu yang formal,” kata Agus Burhan, dosen Seni Rupa ISI
Jogja saat konferensi pers Dies Natalis ISI Jogja ke-28 kemarin (8/5).
Dia
mencontohkan, seniman lukis Afandi dan sastrawan WS Rendra. Mereka dikenal seantero
penjuru negeri bukan karena belajar di lembaga formal.
Reputasi
yang diraih Afandi dan Rendra merupakan buah dari ketekunan dan keseriusannya
dalam menggali seni secara otodidak. ”Jika penilaian seniman diformalkan, maka
kami khawatir nanti tidak mencerminkan kapasitas atau reputasi yang dimiliki
oleh seniman itu sendiri. Buat apa punya sertifikasi seniman kalau karyanya
tidak dikenal dan diakui oleh masyarakat pecinta seni,” tandas Burhan.
Karena
itulah, Burhan memita kepada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
mengurungkan niatnya sertifikasi bagi seniman ini. Dia mengingatkan seorang
seniman yang eksis dan diakui masyarakat karena mampu mengekspolrasi dan
menggali kreatifitasnya melalui sebuah karya.
’’Sertifikasi
cukup guru saja. Biar guru seni dapat tunjangan sertifikasi,” papar Burhan.
Kurator Suwarno Wisetrotomo mengatakan pemerintah
tak perlu khawatir terhadap persaingan antarseniman di tanah air. Menurutnya, selama ini seniman Indonesia
sudah terbiasa dengan persaingan dan mereka berhasil menembus persaingan di
dunia internasional.
”Kalau ada yang belum diakui di luar negeri karena
selama ini pemerintah kurang perhatian kepada seniman dari generasi muda,” kata
Suwarno.
Jika memang pemerintah ingin memberikan perhatian
kepada seniman, lanjut Suwarno, pemerintah cukup memberikan ruang bagi seniman Indonesia
untuk memamerkan karyanya di luar negeri. Pemerintah dapat menggelar sebuah event pameran khusus untuk memamerkan
dan menampilkan karya seni anak bangsa.
”Wacana sertifikasi bagi seniman telah membuat
seniman risau. Padahal, eksistensi seorang seniman dilihat dari reputasi dan
karya seni,” tandas Suwarno. (mar/din)
No comments:
Post a Comment