JOGJA – Banyak cara dilakukan perempuan untuk mendapatkan
wajah yang cantik. Mereka mengikuti beragam treatment untuk mengencangkan
kulit wajah, mengurangi lemak, dan memberikan efek pencerahan.
Salah
satu cara yang tengah ngetren adalah metode tanam benang atau bahasa
ilmiahnya Catgut Embedded. Metode ini pula yang dikembangkan Jogja
Sliming Center and Wellness, di mana benang dikombinasikan dengan teknik biostemsil atau menggunakan cairan obat
untuk regenerasi kulit yang ditanamkan di dalam kulit. Teknik tanam benang ini
hampir mirip dengan akupuntur.
Dokter
Ahli Jogja Sliming Center and Wellnes dr Rini Widyastuti dipl. CIDESCO
mengatakan, metode tanam benang sebenarnya bukan cara baru. Di beberapa megara,
metore ini sudah diterapkan untuk mengencangkan dan mencerahkan kulit, serta
meluruhkan lemak. Harus diketahui, metode ini terbilang aman dibandingkan
dengan operasi maupun botox.
“Memang,
di Jogjakarta, metode tanam benang ini masih terbilang jarang,” ungkap Rini,
saat acara gathering bersama pelanggan Jogja Sliming Center and Wellnes, Sabtu
lalu (5/5).
Menurut
Rini, tanam benang ini mirip dengan akupuntur. Caranya dengan mengkombinasikan teknik
biostemsil untuk regenerasi kulit. Tanam benang ini menggunakan semacam benang
operasi dengan ukuran 2,5 centimeter, 3,8 centimeter, 5 centimeter, 6 centimeter,
dan 9 centimeter. Selanjutnya, benang tersebut dimasukan ke dalam kulit untuk
mengecilkan pori-pori. Cara ini ternyata berfungsi untuk mengencangkan, dan
membuat kenyal kulit wajah. Keunggulan dari tanam benang ini adalah bisa tahan
hingga tiga sampai lima tahun, dengan satu kali tanam benang saja.
Harus
diingat, saat menggunakan metode ini ternyata tidak semua wanita menerapkan tanam
benam. Sebab hanya wanita yang benar-benar sehat, yang bisa menggunakan metode ini.
Menurutnya, untuk mendapatkan treatment tanam benang memang ada aturannya.
Di
antaranya, wanita di bawah 18 tahun tidak diperkenankan menggunakan metode ini.
Demikian juga penderita diabetes serta wanita yang memiliki alergi, benar-benar
dilarang memilih metode ini.
“Sebelum
dilakukan tanam benang, harus digali status kesehatannya. Harus wanita yang
benar-benar sehat yang bisa melakukan treatment ini,” tegasnya.
Setelah
menggali status kesehatan pasien, kemudian dilakukan tahap awal tanam benang.
Yaitu pemberian anestesi lokal. Setelah ditunggu selama 30 menit, satu persatu
jarum ditusukkan ke wajah pada beberapa bagian tertentu sesuai program
pengencangan yang dilakukan. Misalnya, untuk kantung mata, leher yang
menggelambir, dan dahi yang berkerut. Dalam satu kali tanam benang, ada sekitar
40 hingga 50 benang yang dipakai. Proses tanam benang ini hanya sekitar 40
menit hingga satu jam.
“Rasanya
sedikit nyeri, dan terkadang ada bekas membiru di wajah, karena pembuluh darah yang
tertusuk. Rasa nyeri paling hanya beberapa jam sudah hilang, dan ini tidaklah masalah,”
katanya.
Rini
menambahkan, biasanya dokter akan memberikan obat dan anti biotik setelah
proses tanam benang dilakukan. Efeknya pengencangannya akan segera terlihat
setelah satu minggu setelah tanam benang.
Tanam
benang ini bisa juga diaplikasikan di bagian lain untuk meluruhkan lemak.
Misalnya, di bagian lengan, perut, payudara, pantat, punggung, paha, betis, dan
lainnya untuk mengencangkan. Untuk proses pengurusan, tahap pertama tetap harus
menggali status kesehatan pasien. Serta mengukur berat badan, kadar lemak, dan
melihat usianya.
Selanjutnya,
dilakukan penghitungan berat badan yang ideal. Jika belum pernah treatment sama
sekali, maka langkah selanjutnya adalah memperbaiki metabolisme dengan
akupuntur serta membantu pola makannya. Minggu berikutnya, dilakukan treatment
lanjutan dan proses tanam benang.
“Untuk
menurunkan berat badan jangan sampai turun drastis. Paling tidak, sebulan maksimal
empat kilogram. Ini sesuai ketentuan WHO. Jika berat badan turun lebih dari itu,
bisa berbahaya bagi tubuh karena mengakibatkan kerusakan fungsi hati dan
jantung,” kata Rini mengingatkan.(ila/hes)
No comments:
Post a Comment