Monday, May 07, 2012

JOGJA: Membaca Sebelum Pelajaran Dimulai; Desakan Pelajar untuk Wali Kota


JOGJA – Sebanyak 400 pelajar SMA/SMK se-Kota Jogja menyelenggarakan Festival Pelajar Jogjakarta di Plaza Monumen Serangan Oemoem 1 Maret kemarin pagi (6/5). Para pelajar menyerukan kepada wali kota Jogja untuk mengeluarkan kebijakan membaca kepada siswa di sekolah sebelum jam pelajaran dimulai.
Koordinator acara Salmah Karimah mengatakan, mereka menginginkan festival pelajar menjadi momen bagi pemerintah dan wali kota untuk menyerukan semangat membaca kepada pelajar. ”Bisa membaca apa saja selama 10 menit sebelum pelajaran dimulai akan bermanfaat bagi siswa maupun orang lain,” terang Salmah.
Ia mengatakan, kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan tersebut untuk mereduksi perilaku negatif pelajar. Seperti tawuran, geng motor, sampai hubungan bebas, yang belakangan banyak disorot masyarakat.
Pada puncak acara bertajuk ”Dari Yogya oleh Pelajar untuk Indonesia” ini diluncuran gerakan membaca selama 10 menit. Sebelumnya, anak muda berseragam abu-abu ini melakukan pawai dengan rute Jalan Mataram-Jalan Malioboro-Monumen SO 1 Maret.
Sambil membawa poster bertuliskan seruan untuk membaca, para pelajar juga meneriakan yel-yel optimisme sebagai pelajar Jogjakarta. ”Siapa kita? Pelajar Jogya, pelajar Jogya Istimewa,” teriak mereka di sepanjang jalan.
Terkumpulnya ratusan pelajar, terang Salmah, berkat sosialisasi organisasi sekolah seperti Forum Komunikasi Pengurus OSIS (FKPO) dan Forum Antar Kerohanian Islam (Farohis) pelajar se-Jogja.
Menurut siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jogjakarta ini, sambutan sejumlah sekolah dan pelajar cukup antusias terhadap pencanangan gerakan membaca. ”Meski secara fasilitas tempat membaca di Jogja cukup memadai, sayangnya kemauan pemuda untuk menjadikan membaca sebagai kebutuhan masih kurang,” ujarnya.
Dalam festival kali ini juga diselenggaran program bendung buku. Menurut Ketua Panitia Festival Pelajar Jogjakarta Aji Z, dalam kegiatan ini para pelajar menargetkan terkumpul 10 ribu hasil sumbangan pelajar. ”Setiap sekolah diberi kotak yang bebas diisi buku-buku,” terangnya.
Buku-buku yang terkumpul melalui kegiatan diselenggarakan hingga 31 Mei ini akan disumbangkan bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil. Sampai saat ini  telah terkumpul sekitar 500 eksemplar judul buku hasil sumbangan pelajar.
”Dengan program ini akan kami usahakan membantu teman-teman di daerah lain yang masih sulit dalam mengakses pendidikan. Juga kami suarakan untuk saling peduli dan menghargai sesama pelajar di Jogja tanpa ada tawuran,” tandas Aji. (bhn/tya)

No comments: