JOGJA – Sebanyak 400 pelajar SMA/SMK se-Kota Jogja menyelenggarakan Festival
Pelajar Jogjakarta di Plaza Monumen Serangan Oemoem 1 Maret kemarin pagi (6/5).
Para pelajar menyerukan kepada wali kota
Jogja untuk mengeluarkan kebijakan membaca kepada siswa di sekolah sebelum jam
pelajaran dimulai.
Koordinator acara Salmah Karimah
mengatakan, mereka menginginkan festival pelajar menjadi momen bagi pemerintah
dan wali kota
untuk menyerukan semangat membaca kepada pelajar. ”Bisa membaca apa saja selama
10 menit sebelum pelajaran dimulai akan bermanfaat bagi siswa maupun orang
lain,” terang Salmah.
Ia mengatakan, kegiatan yang baru
pertama kali diselenggarakan tersebut untuk mereduksi perilaku negatif pelajar.
Seperti tawuran, geng motor, sampai hubungan bebas, yang belakangan banyak
disorot masyarakat.
Pada puncak acara bertajuk ”Dari
Yogya oleh Pelajar untuk Indonesia ”
ini diluncuran gerakan membaca selama 10 menit. Sebelumnya, anak muda
berseragam abu-abu ini melakukan pawai dengan rute Jalan Mataram-Jalan Malioboro-Monumen
SO 1 Maret.
Sambil membawa poster bertuliskan
seruan untuk membaca, para pelajar juga meneriakan yel-yel optimisme sebagai
pelajar Jogjakarta .
”Siapa kita? Pelajar Jogya, pelajar Jogya Istimewa,” teriak mereka di sepanjang
jalan.
Terkumpulnya ratusan pelajar,
terang Salmah, berkat sosialisasi organisasi sekolah seperti Forum Komunikasi
Pengurus OSIS (FKPO) dan Forum Antar Kerohanian Islam (Farohis) pelajar se-Jogja.
Menurut siswa kelas XI SMA Negeri 1
Jogjakarta ini, sambutan sejumlah sekolah dan pelajar cukup antusias terhadap
pencanangan gerakan membaca. ”Meski secara fasilitas tempat membaca di Jogja
cukup memadai, sayangnya kemauan pemuda untuk menjadikan membaca sebagai kebutuhan
masih kurang,” ujarnya.
Dalam festival kali ini juga
diselenggaran program bendung buku. Menurut Ketua Panitia Festival Pelajar
Jogjakarta Aji Z, dalam kegiatan ini para pelajar menargetkan terkumpul 10 ribu
hasil sumbangan pelajar. ”Setiap sekolah diberi kotak yang bebas diisi buku-buku,”
terangnya.
Buku-buku yang terkumpul melalui
kegiatan diselenggarakan hingga 31 Mei ini akan disumbangkan bagi
sekolah-sekolah di daerah terpencil. Sampai saat ini telah terkumpul
sekitar 500 eksemplar judul buku hasil sumbangan pelajar.
”Dengan program ini akan kami
usahakan membantu teman-teman di daerah lain yang masih sulit dalam mengakses
pendidikan. Juga kami suarakan untuk saling peduli dan menghargai sesama
pelajar di Jogja tanpa ada tawuran,” tandas Aji. (bhn/tya)
No comments:
Post a Comment