Thursday, May 10, 2012

Distribusi Guru Kurang Merata

JOGJA - Rasio guru dan siswa di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan Korea. Sayangnya, distribusi yang kurang merata mengakibatkan pendidikan di sini menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu, gerakan Indonesia Mengajar mengajak generasi muda memberi inspirasi pendidikan sekaligus mengabdi kepada bangsa.
Penggagas Indonesia Mengajar Prof. Anies Baswedan mengatakan, rasio jumlah guru dengan anak didik di Indonesia sangat baik, yaitu satu guru untuk 18 siswa. Sedangkan di Korea satu guru untuk 30 siswa.
”Tetapi distribusi guru tidak merata karena tidak semua mau ditempatkan di tempat terpencil,” katanya dalam Roadshow Indonesia Mengajar bertema ”Generasi Muda Menggenggam Masa Depan” di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Selasa (8/5).
Dia menyebut tiga masalah guru, yaitu distribusi tidak merata, kualitas yang bermasalah, dan gaji rendah. Untuk poin terakhir, penyelesaiannya ada di tangan pemerintah. ”Kita bisa ikut menyelesaikan dalam hal distribusi guru,” tuturnya
Anies mengatakan, jumlah sekolah kekurangan guru di kota 21 persen dan di pedesaan 37 persen. Sedangkan  66 persen sekolah daerah terpencil kekurangan guru. ”Secara total, ada  34 persen sekolah Indonesia kekurangan guru,” ujarnya.
Gerakan ini mengundang sarjana Indonesia untuk menjadi guru. Pada 2009, kuota yang disediakan 51 kuota untuk dikirim ke daerah terpencil. Target awal pendaftaran 500 orang, kenyataannya ada 1.383 pendaftar mengikuti seleksi.
Menurut dia, mengajar di daerah terpencil selama satu tahun memang tidak mudah. ”Apalagi kalau tidak tersambung dengan sinyal (telekomunikasi), jadi tidak bisa menulis status kalau galau,” katanya disambut tawa ratusan mahasiswa UMY.
Namun, dalam setahun mengajar di daerah terpencil, Anies berani memastikan bisa mendapatkan rumah dan pengalaman baru. Para sarjana dituntut bisa menyelesaikan tiap masalah pendidikan di daerah terpencil.
”Pengalaman bagi pengajar muda disana menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi inspirasi sekaligus mengabdi kepada bangsa,” tuturnya disambut tepuk tangan meriah.
Melalui program ini, para pengajar diajak menyadari bahwa Indonesia memiliki banyak hal yang bisa dibanggakan. Di daerah terpencil sering terungkap kecemerlangan seperti halnya yang ditemukan di perkotaan. (sit/tya)  

No comments: