La
Vie Michi Dessert Cake
menghadirkan cutie cupcake dengan beragam desain yang menggemaskan serta
penampilan yang cantik rupawan. Uniknya lagi, biasanya penikmat cupcake
hanya membelinya di toko roti dan dibawa pulang. Kini, setiap datang ke La Vie
Michi, pelanggan bisa menikmati ‘kue mangkuk’ ini sambil ditemani teh dan
sajian lain.
Pemilik
La Vie Michi, RR Christina mengatakan, konsep gerai dessert cake Mirota
Palagan Sleman ini memang dibuat semi café. Sehingga, dari lantai dua pusat
perbelanjaan di Jalan Tentara Pelajar ini pengunjung bisa menikmati teh Eropa
dan menghabiska waktu dari sore hingga larut malam.
“Bisa
sambil ngobrol. Cupcake atau cake dan teh panas tentu
cocok dinikmati bersama pasangan, kerabat, atau sahabat,” kata Christina,
baru-baru ini.
Menurut
Christina, La Vie Michi berasal dari bahasa Prancis. La Vie bermakna kehidupan.
Filosofi makan cake dan minum teh ini, ungkap Christina, diharapkan
hidup semakin lebih cerah dan lebih hidup.
Selain
itu, pilihan jenis dan rasa cupcake di La Vie Michi juga beragam. Lebih
dari 23 jenis cupcake disajikan mulai dari mouse cake, opera cake,
hingga kue berhias tokoh animasi Shaun The Sheep. Seluruh cake
dan dessert di La Vie Michi menggunakan bahan baku zero calorie sugar
dan tanpa bahan pengawet.
Cristina
juga menyediakan menu dessert yang unik nan lezat, seperti tiramisu
cake dan chocolate cake. Selain itu juga ada belasan jenis teh yang didatangkan
langsung dari London Inggris, Sri Lanka, Jepang, Cina, dan negara lain.
Aneka
teh yang tersedia di kedai ini di antaranya teh jasmine, strawberry, blackcurrant,
dan teh peach. Harga setiap cake antara Rp 9 ribu hingga Rp
18.500. Satu cangkir teh dibanderol Rp 12 ribu.
“Teh
itu bukan sekadar minuman, tetapi juga baik untuk kesehatan,” imbuhnya.
Alumnus Studi Commerce di universitas ternama di Australia ini melihat peluang bisnis yang belum ada sebelumnya di Jogja. Di antaranya perpaduan makan cake sembari minum teh. Menurutnya, gerai-gerai khusus cupcake di luar negeri sudah marak, terutama di Amerika Serikat.
Alumnus Studi Commerce di universitas ternama di Australia ini melihat peluang bisnis yang belum ada sebelumnya di Jogja. Di antaranya perpaduan makan cake sembari minum teh. Menurutnya, gerai-gerai khusus cupcake di luar negeri sudah marak, terutama di Amerika Serikat.
Di
Jogjakarta, masyarakat terutama kalangan muda dan mahasiswa suka nongkrong.
“Nah,
sesekali jika memilih altrenatif kuliner, bisa menikmati cake dipadu
dengan minum teh. Ini menjadi gaya hidup kawula muda," tegas Christina.(leg/hes)
No comments:
Post a Comment