Thursday, May 10, 2012

Dari Peringatan Hari Palang Merah Sedunia; Herry Ingin Donor Darah Jadi Gaya Hidup Anak Muda


Tak banyak yang tahu setiap 8 Mei  ternyata merupakan  Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia. Di Jogja, peringatan dilakukan dengan aksi pawai dan gerakan donor darah. Mantan Wali Kota Jogja Herry Zudianto memimpin langsung aksi,  layaknya massa yang sedang berdemo.

Bahana, Jogja

Sekitar 500 personel PMI, dari Palang Merah Remaja (PMR), korps sukarela, tenaga sukarela, sahabat donor darah, pengurus, karyawan, dan relawan berpawai dari Taman Parkir Abubakar Ali menuju titik nol kilometer di perempatan Kantor Pos Besar Jogja, kemarin (8/5).
Dengan atribut khas palang merah ratusan massa memadati jalan Malioboro. Aksi ini sempat membuat arus lalu lintas menjadi tersendat. Selain ratusan massa  melakukan longmarch, puluhan ambulans dan kendaraan operasional PMI diikutsertakan dalam iring-iringan pawai.
Diantara ratusan massa yang berjalan mengikuti kirab,  terlihat mantan Wali Kota Jogja Herry Zudianto. Bagi masyarakat, sosok Herry tak asing lagi. Kini setelah lengser dari jabatan wali kota, Kang Herry sapaan akrabnya menjabat  ketua PMI Provinsi DIJ.
Saat aksi itu, sesekali mantan orang nomor satu di Kota Jogja ini menyeka keringat sambil berjalan melambat. Di tengah terik matahari yang menyengat, Herry selalu tersenyum sambil melambaikan bendera PMI berukuran mini.
Tanpa kawalan dan aturan protokoler, Herry dengan bebas berada di atas sebuah kendaraan operasional dikelilingi massa  PMI.
Dalam orasinya di depan ratusan massa,  Kang Herry  menyerukan kepada masyarakat  untuk menjadi agen perubahan. Diantaranya sebagai pelopordonor darah atau menjadi sukarelawan PMI. ”Ayo donorkan darah kalian, untuk Indonesia yang lebih sehat,” teriak Kang Herry dalam orasinya lantang.
Dikatakan,  peringatan ini sekaligus mengukuhkan PMI sebagai bagian dari Palang Merah Internasional. Sebagai gerakan kemanusiaan terbesar dan independen, tidak berafiliasi dengan kepentingan apapun serta tidak bernaung di bawah organisasi manapun.
”Aksi ini sebagai unjuk gigi bahwa gerakan kepedulian PMI semakin besar. Sebagai bukti, pada hari ini banyak kaum muda yang berpartisipasi,” ujarnya bangga.
Herry menegaskan, aksi kali ini sebagai momentum meningkatkan target jumlah donor darah  di DIJ. Dikatakan Herry, dari 30 ribu kantong darah pada  2011,  tahun ini diproyeksikan meningkat menjadi 70 ribu kantong darah, atau dua persen dari total penduduk DIJ yang jumlahnya 3 juta jiwa lebih.
Suami Dyah Suminar ini berjanji akan terus mendorong kaum muda  terus peduli terhadap arti penting donor darah. Ia berharap kepedulian donor darah bisa digerakkan dari anak muda pada anak sekolah tingkat SMA.
”Saya merasa senang jika donor dari ini dijadikan  gaya hidup karena akan bermanfaat bagi anak muda dan orang lain,” katanya.
Siapapun nanti yang membutuhkan donor darah, lanjut ayah tiga anak ini, tidak perlu lagi repot-repot mencari darah. Cukup mendatangi PMI terdekat, maka sudah bisa mendapatkan darah yang dibutuhkan.
Di DIJ, Kota Jogja menyumbang sekitar 50 persen persediaan darah. Sisanya dibagi merata di kabupaten lain. Menurut Herry, kepedulian masyarakat kota terhadap arti penting donor danar masih cukup besar dibandingkan kabupaten lain.
Namun dia menegaskan, akan terus menggerakan sukarelawan untuk mensosialisasikan pentingnya
donor darah bagi masyarakat.
"Bahkan saya mengimbau kepada orang tua yang ingin memiliki menantu, agar calonnya harus sudah donor terlebih dahulu,” ujarnya.
Cari ini menurut Herry cukup efektif mendeteksi secara dini mengetahui penyakit yang diderita.  Ke depan, Herry menginginkan agar DPR segera mensahkan Undang-Undang PMI. Langkah tersebut berguna nantinya, agar PMI diakui sebagai satu-satunya organisasi yang diakui untuk menjalankan donor darah. Dari database yang ada di PMI, ungkap Herry, jumlah pendonor tetap yang tercatat baru mencapai 20 ribu orang. ”Kami akan terus memperbarui database yang ada. Mungkin saja saat ini jumlahnya sudah melonjak,” ujarnya.
Gerakan palang merah  pertama digagas pada 8 Mei 1863. Adapun tema tahun ini  adalah Youth On The Move. Artinya, generasi muda mampu menjadi agen perubahan melalui gerakan sosial  oleh PMI.
Dalam acara itu, PMI DIJ mengerahkan dua unit bus donor darah dan dua tenda pemeriksaan kesehatan.Puluhan tenaga petugas kesehatan dan pendonor juga disiagakan.
Koordinator acara sekaligus Sekretaris Markas PMI DIJ, Kamaludin menyampaikan elemen PMI yang terlibat pada peringatan ini tak hanya berasal dari DIJ. Tetapi juga dari Jawa Tengah, seperti Magelang, Purworejo, Kebumen dan Semarang. ”Kami juga megadakan pelayanan kesehatan gratis dan donor darah yang bisa diikuti oleh siapa saja yang berminat,” ujar Kamaludin. (*/kus)

No comments: