Tak banyak yang
tahu setiap 8 Mei ternyata merupakan Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Sedunia. Di Jogja, peringatan dilakukan dengan aksi pawai dan gerakan donor
darah. Mantan Wali Kota Jogja Herry Zudianto memimpin langsung aksi, layaknya massa yang sedang berdemo.
Bahana, Jogja
Sekitar 500
personel PMI, dari Palang Merah Remaja (PMR), korps sukarela, tenaga sukarela,
sahabat donor darah, pengurus, karyawan, dan relawan berpawai dari Taman Parkir
Abubakar Ali menuju titik nol kilometer di perempatan Kantor Pos Besar Jogja,
kemarin (8/5).
Dengan atribut
khas palang merah ratusan massa memadati jalan Malioboro. Aksi ini sempat
membuat arus lalu lintas menjadi tersendat. Selain ratusan massa melakukan longmarch,
puluhan ambulans dan kendaraan operasional PMI diikutsertakan dalam
iring-iringan pawai.
Diantara
ratusan massa yang berjalan mengikuti kirab,
terlihat mantan Wali Kota Jogja Herry Zudianto. Bagi masyarakat, sosok
Herry tak asing lagi. Kini setelah lengser dari jabatan wali kota, Kang Herry
sapaan akrabnya menjabat ketua PMI
Provinsi DIJ.
Saat aksi itu,
sesekali mantan orang nomor satu di Kota Jogja ini menyeka keringat sambil
berjalan melambat. Di tengah terik matahari yang menyengat, Herry selalu
tersenyum sambil melambaikan bendera PMI berukuran mini.
Tanpa kawalan
dan aturan protokoler, Herry dengan bebas berada di atas sebuah kendaraan
operasional dikelilingi massa PMI.
Dalam orasinya
di depan ratusan massa, Kang Herry menyerukan kepada masyarakat untuk menjadi agen perubahan. Diantaranya
sebagai pelopordonor darah atau menjadi sukarelawan PMI. ”Ayo donorkan darah
kalian, untuk Indonesia yang lebih sehat,” teriak Kang Herry dalam orasinya
lantang.
Dikatakan, peringatan ini sekaligus mengukuhkan PMI
sebagai bagian dari Palang Merah Internasional. Sebagai gerakan kemanusiaan terbesar
dan independen, tidak berafiliasi dengan kepentingan apapun serta tidak bernaung
di bawah organisasi manapun.
”Aksi ini
sebagai unjuk gigi bahwa gerakan kepedulian PMI semakin besar. Sebagai bukti,
pada hari ini banyak kaum muda yang berpartisipasi,” ujarnya bangga.
Herry
menegaskan, aksi kali ini sebagai momentum meningkatkan target jumlah donor
darah di DIJ. Dikatakan Herry, dari 30 ribu kantong darah pada 2011,
tahun ini diproyeksikan meningkat menjadi 70 ribu kantong darah, atau
dua persen dari total penduduk DIJ yang jumlahnya 3 juta jiwa lebih.
Suami Dyah
Suminar ini berjanji akan terus mendorong kaum muda terus peduli terhadap arti penting donor darah.
Ia berharap kepedulian donor darah bisa digerakkan dari anak muda pada anak
sekolah tingkat SMA.
”Saya merasa senang jika donor dari ini dijadikan gaya hidup karena akan bermanfaat bagi anak muda dan orang lain,” katanya.
”Saya merasa senang jika donor dari ini dijadikan gaya hidup karena akan bermanfaat bagi anak muda dan orang lain,” katanya.
Siapapun nanti
yang membutuhkan donor darah, lanjut ayah tiga anak ini, tidak perlu lagi
repot-repot mencari darah. Cukup mendatangi PMI terdekat, maka sudah bisa mendapatkan
darah yang dibutuhkan.
Di DIJ, Kota
Jogja menyumbang sekitar 50 persen persediaan darah. Sisanya dibagi merata di
kabupaten lain. Menurut Herry, kepedulian masyarakat kota terhadap arti penting
donor danar masih cukup besar dibandingkan kabupaten lain.
Namun dia
menegaskan, akan terus menggerakan sukarelawan untuk mensosialisasikan
pentingnya
donor darah bagi masyarakat.
donor darah bagi masyarakat.
"Bahkan
saya mengimbau kepada orang tua yang ingin memiliki menantu, agar calonnya
harus sudah donor terlebih dahulu,” ujarnya.
Cari ini menurut
Herry cukup efektif mendeteksi secara dini mengetahui penyakit yang diderita. Ke depan, Herry menginginkan agar DPR segera
mensahkan Undang-Undang PMI. Langkah tersebut berguna nantinya, agar PMI diakui
sebagai satu-satunya organisasi yang diakui untuk menjalankan donor darah. Dari
database yang ada di PMI, ungkap Herry, jumlah pendonor tetap yang
tercatat baru mencapai 20 ribu orang. ”Kami akan terus memperbarui database yang
ada. Mungkin saja saat ini jumlahnya sudah melonjak,” ujarnya.
Gerakan palang
merah pertama digagas pada 8 Mei 1863.
Adapun tema tahun ini adalah Youth On
The Move. Artinya, generasi muda mampu menjadi agen perubahan melalui gerakan
sosial oleh PMI.
Dalam acara itu,
PMI DIJ mengerahkan dua unit bus donor darah dan dua tenda pemeriksaan
kesehatan.Puluhan tenaga petugas kesehatan dan pendonor juga disiagakan.
Koordinator
acara sekaligus Sekretaris Markas PMI DIJ, Kamaludin menyampaikan elemen PMI
yang terlibat pada peringatan ini tak hanya berasal dari DIJ. Tetapi juga dari
Jawa Tengah, seperti Magelang, Purworejo, Kebumen dan Semarang. ”Kami juga
megadakan pelayanan kesehatan gratis dan donor darah yang bisa diikuti oleh
siapa saja yang berminat,” ujar Kamaludin. (*/kus)
No comments:
Post a Comment